Seluruh gagasan tentang “dosa”, yah, itu tidak terlalu populer di zaman sekarang ini. Namun Anda dan saya sama-sama tahu bahwa ketika kita melakukan sesuatu yang salah, itu memiliki konsekuensi. Ini meninggalkan rasa pahit di mulut Anda.

Ya, dosa memiliki konsekuensi yang pahit, tidak peduli seberapa memikat godaan itu sebelumnya. Kita tidak dapat berbicara tentang Paskah tanpa membicarakan tentang dosa kita, karena itulah alasan mengapa Yesus, yang juga disebut Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia, mati di kayu Salib itu. Untuk membayar harga yang dituntut oleh keadilan Allah atas dosa kita.

Selama beberapa hari terakhir kami telah mengobrol tentang simbolisme yang kaya dari perjamuan Paskah, Seder Paskah, demikian sebutannya. Karena ketika Tuhan membebaskan umat-Nya dari perbudakan di Mesir sekitar satu setengah milenium sebelum Yesus disalibkan, Dia memerintahkan mereka untuk menyembelih seekor anak domba dan mengecat sebagian darahnya pada kusen pintu mereka sehingga malaikat maut, di akhir zaman sepuluh tulah atas Mesir, akan melewati rumah mereka, melindungi mereka.

Kemudian mereka diperintahkan untuk memakan anak domba dengan bumbu pahit dan roti tidak beragi, sebelum melarikan diri keesokan harinya, dikejar oleh tentara besar Firaun.

Keluaran 12:8 Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit.

Sayur pahit, ya? Tapi kenapa? Yah, itu adalah simbolisme yang kaya yang tidak akan hilang dari orang-orang Israel itu, karena pengalaman menjadi budak Mesir adalah pengalaman yang sangat pahit.

Dan itu adalah pengingat bagi Anda dan saya juga, bahwa pahitnya perbudakan dosa bukanlah sesuatu yang ingin kita pertahankan. Itulah sebabnya Yesus datang – Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.

Demikian Firman Tuhan. Fresh … untukmu … hari ini.